Yogyakarta, zekriansyah.com – Sebuah insiden yang melibatkan ratusan driver ojek online (ojol) di Yogyakarta baru-baru ini menyita perhatian publik. Mereka ramai-ramai mendatangi rumah seorang pelanggan yang dijuluki ‘Mas-mas Pelayaran’ di Godean, Sleman, setelah beredar kabar dugaan penganiayaan terhadap seorang rekan driver dan pacarnya. Kejadian ini tak hanya viral di media sosial, tapi juga berujung pada kericuhan yang merusak fasilitas umum.
Ilustrasi: Ratusan driver ojol memadati sebuah rumah di Sleman, memicu kericuhan setelah insiden penganiayaan rekan mereka.
Artikel ini akan mengupas tuntas kronologi kejadian, mulai dari awal mula perselisihan hingga dampak yang ditimbulkan. Anda akan memahami mengapa insiden sepele bisa memicu reaksi solidaritas besar dari komunitas ojol, dan bagaimana proses hukum menangani kasus ini.
Awal Mula Insiden: Pesanan Terlambat Berujung Cekcok
Semua bermula pada Kamis malam, 3 Juli 2025, sekitar pukul 21.30 WIB. Seorang driver ShopeeFood berinisial AD, ditemani pacarnya, Ayuningtyas (AN), sedang mengantar pesanan kopi untuk pelanggan berinisial T, yang kemudian dikenal sebagai Takbirdha Wardiana. Pesanan tersebut mengalami keterlambatan.
Menurut keterangan driver, keterlambatan itu disebabkan oleh beberapa hal:
- Pesanan ganda (dobel order): Driver harus mengambil pesanan dari dua lokasi berbeda.
- Kondisi jalan: Ada kemacetan dan penutupan jalan di sekitar rumah pelanggan karena acara “Suran Mbah Demang”.
Meskipun driver sudah memberitahukan perihal keterlambatan, Takbirdha Wardiana diduga tidak terima. Cekcok pun tak terhindarkan di rumahnya di Bantulan, Sidoarum, Godean, Sleman. Dalam keributan itu, Ayuningtyas, pacar driver, mengaku mengalami luka cakaran dan dijambak.
Setelah kejadian tersebut, Ayuningtyas dan AD segera melaporkan dugaan penganiayaan ini ke Polresta Sleman pada Jumat dini hari, 4 Juli 2025, sekitar pukul 02.00 WIB.
Solidaritas Driver Ojol Memuncak: Rumah ‘Mas-mas Pelayanan’ Digeruduk
Kabar mengenai dugaan penganiayaan ini dengan cepat menyebar di media sosial, memicu gelombang solidaritas dari sesama driver ojol. Banyak video kejadian viral di TikTok dan menjadi trending topic di platform X.
Pada Jumat malam, 4 Juli 2025, ratusan driver ojol berkumpul dan mendatangi rumah Takbirdha Wardiana di Godean, Sleman. Namun, saat massa tiba, Takbirdha sudah tidak ada di rumah. Ia memilih mengamankan diri ke Mapolsek Godean, dan kemudian dibawa ke Polresta Sleman untuk diperiksa.
Nama “Mas-mas Pelayaran” sendiri muncul karena Takbirdha sempat mengaku sebagai “orang pelayaran” saat cekcok terjadi. Namun, belakangan diketahui dari Ketua RT setempat, Efendi dan Nur Salim, bahwa Takbirdha sebenarnya bekerja di bidang “pelayanan” di salah satu instansi pemerintah di luar Jawa, dan sedang libur pulang kampung.
Aksi Massa Berujung Kericuhan dan Perusakan Fasilitas Umum
Setelah Takbirdha diamankan di Polresta Sleman, rombongan driver ojol juga mendatangi kantor polisi tersebut pada Sabtu dini hari, 5 Juli 2025, sekitar pukul 02.00 WIB. Di sana, mereka menuntut Takbirdha untuk meminta maaf. Setelah Takbirdha menyampaikan permintaan maaf, polisi meminta para driver untuk pulang ke rumah masing-masing.
Namun, instruksi tersebut tidak sepenuhnya dipatuhi. Sebagian besar driver justru kembali ke rumah Takbirdha di Godean. Meskipun polisi sudah menyiagakan anggota untuk mencegah anarkisme, ketidakpuasan massa memuncak. Sekitar pukul 05.00 WIB, kericuhan tak dapat dihindari.
Akibatnya, satu unit mobil patroli polisi Polsek Godean yang berjaga di lokasi menjadi sasaran amuk massa.
“Mobil kami juga tadi sempat diseret di jalan, digulingkan. Terus kaca-kaca dipukulin semua, lampu rotator di atas juga tadi dicopot,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Wahyu Agha Ari Septyan.
Bahkan, ada indikasi upaya pembakaran mobil, meski api tidak sampai membakar kendaraan. Selain mobil polisi, beberapa properti di sekitar rumah Takbirdha juga mengalami kerusakan, seperti pot bunga pecah dan CCTV yang dipukul. Beruntung, tidak ada korban luka dari warga sekitar.
Pelaku Meminta Maaf, Proses Hukum Tetap Berlanjut
Di tengah kericuhan, Takbirdha Wardiana akhirnya membuat pernyataan maaf di depan kamera. Mengenakan kaus berwarna biru, ia menyampaikan penyesalannya:
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Takbirdha Wardiana. Dengan tulus, untuk meminta maaf kepada korban driver ojol terutama driver Shopee, atas kejadian Kamis 3 Juli 2025 pukul 21.30. Dengan hal itu saya sangat menyesal dan siap menerima konsekuensinya sesuai prosedur hukum yang berlaku. Sekian dari saya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Meskipun permintaan maaf sudah disampaikan, Polresta Sleman menegaskan bahwa proses hukum akan terus berjalan. Takbirdha Wardiana saat ini masih berstatus terlapor dan sedang menjalani pemeriksaan. Polisi juga sedang mendalami dugaan penganiayaan dan mengusut pelaku perusakan fasilitas umum dari rekaman CCTV yang berhasil diamankan.
Dampak Viralnya Kasus: Google Maps Ikut Jadi Sasaran
Insiden ini tidak hanya ramai di dunia nyata, tapi juga merambah ke dunia maya. Kemarahan publik meluas hingga ke Google Maps. Titik lokasi rumah Takbirdha Wardiana di Google Maps langsung dibanjiri ulasan bintang satu, disertai komentar pedas dari warganet sebagai bentuk pelampiasan kekesalan mereka.
Kesimpulan
Kasus ‘Mas-mas Pelayanan’ dan driver ojol di Sleman menjadi pengingat bahwa perselisihan kecil bisa membesar jika tidak ditangani dengan kepala dingin. Solidaritas komunitas ojol yang kuat menunjukkan pentingnya dukungan bagi rekan seprofesi. Namun, aksi anarkis yang merusak fasilitas umum tentu bukan jalan keluar yang dibenarkan. Mari kita jadikan pelajaran untuk selalu mengedepankan komunikasi yang baik dan penyelesaian masalah melalui jalur hukum yang berlaku, demi menjaga ketertiban dan keamanan bersama.